Kenali Penyebab Penyakit Hoarding Disorder

Mengenal Hoarding Disorder, Gangguan Mental dengan Menumpuk Barang Tak  Terpakai | Narasi TV

Ada beragam penyebab penyakit hoarding disorder yang masih jarang diketahui. Tidak hanya itu, penyakit hoarding disorder juga perlu diwaspadai. Apa itu Hoarding disorder adalah gangguan mental yang memengaruhi sejumlah orang di seluruh dunia.

Gangguan ini ditandai dengan kecenderungan yang kuat untuk mengumpulkan barang-benda dalam jumlah besar, bahkan jika barang-barang tersebut tidak memiliki nilai praktis atau emosional yang signifikan.

Penyakit ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan sering kali berdampak pada kesejahteraan seseorang. Meskipun belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab penyakit hoarding disorder.

Berikut beberapa penyebab hoarding disorder yang perlu diketahui:

  1. Genetik

Penelitian telah menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang mungkin berkontribusi pada perkembangan hoarding disorder.

Beberapa penelitian menemukan bahwa gangguan ini cenderung berjalan dalam keluarga, menunjukkan adanya komponen genetik yang mungkin memengaruhi kecenderungan seseorang untuk menjadi pemungut (hoarder).

Meskipun genetika tidak dapat sepenuhnya menjelaskan gangguan ini, faktor-faktor genetik ini dapat memengaruhi bagaimana seseorang merespons faktor risiko lainnya.

  1. Trauma dan Pengalaman Hidup

Beberapa individu yang mengalami trauma atau pengalaman hidup yang sulit mungkin lebih rentan terhadap hoarding disorder.

Trauma seperti kehilangan orang yang dicintai, kebakaran, bencana alam, atau peristiwa traumatis lainnya dapat memicu kecenderungan untuk mengumpulkan barang sebagai bentuk perlindungan atau cara mengatasi stres.

Pengalaman-pengalaman ini dapat memicu perasaan ketakutan akan kehilangan atau ketidakpastian, yang dapat menjadi pemicu untuk mengumpulkan barang secara berlebihan.

  1. Masalah Kesehatan Mental Lainnya

Penyakit hoarding disorder sering kali terkait dengan masalah kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

Kecenderungan untuk mengumpulkan barang dapat berfungsi sebagai cara untuk mengatasi gejala-gejala ini atau sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari perasaan negatif. Seseorang yang mengalami gangguan mental lainnya mungkin lebih rentan terhadap hoarding disorder.

  1. Faktor Lingkungan

Lingkungan tempat seseorang tumbuh atau tinggal juga dapat memengaruhi perkembangan hoarding disorder.

Misalnya, jika seseorang tumbuh dalam lingkungan di mana mengumpulkan barang-benda dianggap sebagai nilai positif atau jika ada tekanan untuk menyimpan segala sesuatu, ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang terkait dengan pengumpulan barang.

  1. Kesulitan Pengambilan Keputusan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan hoarding disorder mungkin mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan.

Mereka sering kali kesulitan memutuskan apa yang harus disimpan dan apa yang harus dibuang. Ini dapat mengakibatkan penumpukan barang yang tidak terkendali karena seseorang tidak dapat membuat keputusan yang rasional tentang apa yang harus dilakukan dengan barang-barang tersebut.

  1. Menganggap Barang Bekas dapat Dipakai Kembali

Banyak kasus hoarding disorder muncul karena merasa barang-barang bekas bisa digunakan dilain waktu.

Sayangnya hal ini justru akan menjadi kebiasaan buruk, dimana jumlah barang bekas yang Anda simpan semakin banyak setiap harinya.

Bahkan, Anda kerap merasa ragu untuk membuang salah satu dari barang tersebut meski ruangan sudah penuh sesak.

  1. Memiliki Kenangan Tersendiri

Selain menganggap barang bekas bisa dipakai kembali, hoarding disorder juga dapat muncul ketika Anda merasa banyak kenangan dari barang-barang tersebut.

Seperti yang dilansir dari laman Anxiety and Depression Association of America, barang yang disimpan biasanya dianggap memiliki kenangan yang tidak dapat digantikan. Misalnya, menyimpan barang dari mantan pacar berupa tiket bioskop yang dianggap mempunyai memori indah bersamanya.

  1. Mengalami Kejadian Traumatis

Beberapa penelitian ilmiah menyebutkam bahwa hoarding disorder berhubungan erat dengan pengalaman buruk masa lalu.

Misalnya pernah kehilangan barang yang sangat berharga, tidak pernah tercapai untuk memiliki barang yang sangat diinginkan, serta merasa tak pernah dipedulikan orang lain.